Senin, 18 Februari 2008

Dawegan: Sang Penurun Panas

Siapa tak kenal buah yang sering ditawarkan dipinggir jalan ini, terutama di musim kemarau. Rasanya yang khas memang dapat menyegarkan tenggokan seketika. Itulah kelapa muda (Cocos nucifera).
Dawegan, atau degan kata orang Jawa, telah dikenal sajak dulu. Kesegaran dan kelezatannya terletak di air dan dagingnya yang empuk. Bila sudah tua, airnya kurang nikmat tapi dagingnya bisa dijadikan santan penyedap masakan.
Konon istilah dawegan berasal dari down again (ambil lagi!). Ini istilah dari orang-orang asing ketika meminta pemetik kelapa untuk naik, mengambil lagi kelapa muda dari pohonnya. Mungkin karena lidah dan logat yang berbeda, kalimat itu terpeleset jadi dawegan hingga kini.
Tidak hanya menyegarkan, dan dikenal mampu menetralkan tubuh dari keracunan, rupanya 'dawegan' memiliki manfaat lain. Di Jawa Barat dan di Jawa Timur, buah itu dipakai sebagai penurun panas dan demam bila dicampur dengan jeruk nipis (Citrus aurantium).
Awalnya, digunakan oleh masyarakat kampung yang jauh dari fasilitas kesehatan dan mengalami kesulitan mendapatkan obat. Dimanfaatkanlah bahan-bahan yang ada di sekitarnya. Ternyata, menurut pengakuan penggunanya, bahan tersebut ampuh! Biasanya sehabis minum ramuan ini, si sakit langsung tertidur pulas dan berangsur-angsur normal.

Tidak ada komentar: