Lebaran Datang
Tidak terasa, sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang penuh berkah. Sebulan penuh berjuang untuk menahan rasa kasar dan rasa haus, serta yang membatalkan suara lainnya. Perjuangan ini akan terasa nikmat bila ikhlas menjalaninya. Hari ini kita raih kemenangan di hari yang suci.
Hari Raya Idul Fitri tahun ini datang setelah berpuasa selama sebulan penuh. Benar-benar penuh selama tiga puluh hari dan secara kebetulan juga selama bulan september saja. Salah satu kelebihannya adalah tidak perlu bingung menentukan sudah tanggal berapa Ramadan, sebab jaga sama dengan penanggalan masehi yang jamak digunakan di Indonesia.
Namun masih ada yang janggal, tapi mungkin menjadi sesuatu yang lumrah bagi masyarakat umumnya. Yakni pemaknaan dan Penulisan “Minal ‘Aidin wal Faizin” yang tidak dimengerti maksud ataupun tujuan pengucapan kata-kata itu.
Pertama, kesalahan penulisan pada kata “Minal ‘Aidin wal Faizin” yang kadang ditulis seperti beberapa contoh di bawah ini :
Kedua, kata-kata “Minal Aidin wal Faizin” acapkali didengar atau ditulis di media massa, di film, sinetron, acara halal-bihalal, atau ketika kita bertemu teman atau saudara. Akan tetapi banyak yang menyangka bahwa arti kata “Minal Aidin wal Faizin” adalah “Mohon Maaf Lahir Dan Batin” seperti yang sering kita dengar. Padahal sama sekali bukan. Kata-kata “Minal Aidin wal Faizin” adalah penggalan sebuah doa dari doa yang lebih panjang yang diucapkan ketika kita selesai menunaikan ibadah puasa yakni :
Demikian sedikit penjelasan semoga berguna bagi kita semua. Mari kita membiasakan kebenaran bukannya membenarkan kebiasaan. *)
Semoga di hari kemenangan ini, kita benar-benar meraih kemenangan. Bukan hanya mendapatkan lapar dan haus semata. Namun, lebih dari itu. Semoga kita menjadi seorang muslim yang lebih baik dari sebelumya.
Akhir kata, Bayu di BlogSpot mengucapkan :
*) http://agungwasono.blogspot.com/2008/09/kekeliruan-umum-pada-saat-iedul-fitri.html
Hari Raya Idul Fitri tahun ini datang setelah berpuasa selama sebulan penuh. Benar-benar penuh selama tiga puluh hari dan secara kebetulan juga selama bulan september saja. Salah satu kelebihannya adalah tidak perlu bingung menentukan sudah tanggal berapa Ramadan, sebab jaga sama dengan penanggalan masehi yang jamak digunakan di Indonesia.
Namun masih ada yang janggal, tapi mungkin menjadi sesuatu yang lumrah bagi masyarakat umumnya. Yakni pemaknaan dan Penulisan “Minal ‘Aidin wal Faizin” yang tidak dimengerti maksud ataupun tujuan pengucapan kata-kata itu.
Pertama, kesalahan penulisan pada kata “Minal ‘Aidin wal Faizin” yang kadang ditulis seperti beberapa contoh di bawah ini :
- Minal ‘Aidin wal Faizin = Penulisan yang benar
- Minal Aidin wal Faizin = Juga benar berdasar ejaan indonesia
- Minal Aidzin wal Faidzin = Salah, karena penulisan “dz” berarti huruf “dzal” dalam abjad arab
- Minal Aizin wal Faizin = Salah, karena pada kata “Aizin” seharusnya memakai huruf “dal” atau dilambangkan huruf “d” bukan “z”
- Minal Aidin wal Faidin = Juga salah, karena penulisan kata “Faidin”, seharusnya memakai huruf “za” atau dilambangkan dengan huruf “z” bukan “dz” atau “d”
Kedua, kata-kata “Minal Aidin wal Faizin” acapkali didengar atau ditulis di media massa, di film, sinetron, acara halal-bihalal, atau ketika kita bertemu teman atau saudara. Akan tetapi banyak yang menyangka bahwa arti kata “Minal Aidin wal Faizin” adalah “Mohon Maaf Lahir Dan Batin” seperti yang sering kita dengar. Padahal sama sekali bukan. Kata-kata “Minal Aidin wal Faizin” adalah penggalan sebuah doa dari doa yang lebih panjang yang diucapkan ketika kita selesai menunaikan ibadah puasa yakni :
Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Wa Ja’alanallahu Minal ‘Aidin Wal FaizinSehingga arti sesungguhnya dari “Minal Aidin wal Faizin” adalah “Semoga kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan”.
“Semoga Allah menerima (amalan-amalan) yang telah aku dan kalian lakukan dan semoga Allah menjadikan kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan”.
Demikian sedikit penjelasan semoga berguna bagi kita semua. Mari kita membiasakan kebenaran bukannya membenarkan kebiasaan. *)
Semoga di hari kemenangan ini, kita benar-benar meraih kemenangan. Bukan hanya mendapatkan lapar dan haus semata. Namun, lebih dari itu. Semoga kita menjadi seorang muslim yang lebih baik dari sebelumya.
Akhir kata, Bayu di BlogSpot mengucapkan :
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Mohon Maaf Lahir dan Batin
*) http://agungwasono.blogspot.com/2008/09/kekeliruan-umum-pada-saat-iedul-fitri.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar