Kawasan Bebas Hape
Hari ini sudah tepat satu minggu sejak sesuatu yang sangat menggemparkan bagi teman-temanku. Kemarin Senin (4 Agustus 2008) ada kejadian. Menurutku pertama, kali selama aku bersekolah di SMA. Guru-guru mengadakan razia besar-besaran dalam mencari salah satu barang terlarang bagi murid di sekolahku. Bukan narkoba, semoga tidak ada, atau para pemakai atribut yang tidak lengkap, walaupun yang sering adalah itu.
Yang dicari adalah hape, handphone, ponsel, mobile phone, dan istilah sejenis. Hape, produk komunikasi dua arah yang multifungsi. Mulai dari telepon, sms, mms, simpan lagu, simpan photo, simpan video, hingga berinternet.
Tiga fungsi yang terakhir inilah yang sering bikin masalah. Walaupun, fungsi yang lain juga bisa bikin masalah, tetapi yang paling sering kena razia adalah ketiga fungsi tersebut.
Senin itu, teman sekelas sudah tahu ada razia lima menit sebelumya, sehingga mempersiapkan segala sesuatu. Ada hape yang disimpan di lemari, dan ada yang disimpan di bawah pot pojok kelas. Hape di bawah pot, seluruhnya, dijadikan satu di polybag, bekas pelajaran pertamanan, suwer pelajaran itu ada di sini. Razia jam sembilan datang, semua aman.
Kami tenang, walaupun ada satu hape yang dapat, dari satu yang menyerahkan secara sukarela. Setelah itu bebas lagi sampai kan istirahat. Oh ya, tadi bejan di besi tahu, kalau sejak pagi bebas, bahkan tidak upacara senin, sebab guru rapat. Tak tau rapat apa.
Tiba-tiba, setelah ganti pelajaran, sekitar jam dua belas, razia datang lagi. Hape yang sebelumnya diambil, disembunyikan lagi. Dirilis sama amannya. Namun, tidak. Ternyata, beliau-beliau juga mencari di sekeliling. Di laci guru, di laci murid, di lemari, di tempat sampah, di selokan, di bawah pot, bahkan di pakaian yang dipakaipun, tidak luput dari penggeledahan, sampai,sampai harus keras sepatu.
Dan seluruh hape yang disembunyikan seperti ikan kena jala, terjaring semua tak terkecuali. Hape yang diserahkan, akan berat kembali, dan hape yang disembunyikan akan amat sangat lama kembali, mungkin akhir semester atau akhir tahun pelajaran.Padahal hape digunakan teman untuk berkomunikasi dangan orang tua, bila terlambat pulang. Di kelasku, waktu angket tentang hape dulu, mayoritas orang tua menyetujui adanya hape di sekolah.
Rumor yang beredar, razia ini akibat dari kegiatan Isra' Mi'raj 1429H, Sabtu sebelumya. Di acara itu, ada anak yang tertangkap tangan sedang buka gambar yang bikin dag-dig-dug, bukan mendengar dengan khidmat ceramah dari penceramah. Rumornya lagi, dia bukan anak jelas dua belas (kalau dulu jelas tiga SMA).
Semoga dengan ini kita lebih berhati-hati dalam bertindak. Hape, seperti pedang bermula dua. Di satu sisi menolong, namun di sisi lain menjerumuskan, tergantung bagaimana kemauan dan cara mengolahnya. Dan bagi sekolah, hape dibawa siswa karena telepon umum di depan kantor rusak parah. Jangan hanya merazia tanpa ada pemecahan masalah yang mendasar tersebut.
Tiga fungsi yang terakhir inilah yang sering bikin masalah. Walaupun, fungsi yang lain juga bisa bikin masalah, tetapi yang paling sering kena razia adalah ketiga fungsi tersebut.
Senin itu, teman sekelas sudah tahu ada razia lima menit sebelumya, sehingga mempersiapkan segala sesuatu. Ada hape yang disimpan di lemari, dan ada yang disimpan di bawah pot pojok kelas. Hape di bawah pot, seluruhnya, dijadikan satu di polybag, bekas pelajaran pertamanan, suwer pelajaran itu ada di sini. Razia jam sembilan datang, semua aman.
Kami tenang, walaupun ada satu hape yang dapat, dari satu yang menyerahkan secara sukarela. Setelah itu bebas lagi sampai kan istirahat. Oh ya, tadi bejan di besi tahu, kalau sejak pagi bebas, bahkan tidak upacara senin, sebab guru rapat. Tak tau rapat apa.
Tiba-tiba, setelah ganti pelajaran, sekitar jam dua belas, razia datang lagi. Hape yang sebelumnya diambil, disembunyikan lagi. Dirilis sama amannya. Namun, tidak. Ternyata, beliau-beliau juga mencari di sekeliling. Di laci guru, di laci murid, di lemari, di tempat sampah, di selokan, di bawah pot, bahkan di pakaian yang dipakaipun, tidak luput dari penggeledahan, sampai,sampai harus keras sepatu.
Dan seluruh hape yang disembunyikan seperti ikan kena jala, terjaring semua tak terkecuali. Hape yang diserahkan, akan berat kembali, dan hape yang disembunyikan akan amat sangat lama kembali, mungkin akhir semester atau akhir tahun pelajaran.Padahal hape digunakan teman untuk berkomunikasi dangan orang tua, bila terlambat pulang. Di kelasku, waktu angket tentang hape dulu, mayoritas orang tua menyetujui adanya hape di sekolah.
Rumor yang beredar, razia ini akibat dari kegiatan Isra' Mi'raj 1429H, Sabtu sebelumya. Di acara itu, ada anak yang tertangkap tangan sedang buka gambar yang bikin dag-dig-dug, bukan mendengar dengan khidmat ceramah dari penceramah. Rumornya lagi, dia bukan anak jelas dua belas (kalau dulu jelas tiga SMA).
Semoga dengan ini kita lebih berhati-hati dalam bertindak. Hape, seperti pedang bermula dua. Di satu sisi menolong, namun di sisi lain menjerumuskan, tergantung bagaimana kemauan dan cara mengolahnya. Dan bagi sekolah, hape dibawa siswa karena telepon umum di depan kantor rusak parah. Jangan hanya merazia tanpa ada pemecahan masalah yang mendasar tersebut.
2 komentar:
wah kacian dech,,,
btw, hp nya kena razia jg gak..?
Enggak dong, 'kan aku kagak punya hape
he he he
Posting Komentar