Senin, 07 April 2008

Mobil Balap Butuh Sayap

Penggemar mobil balap Indy Car tentu familiar dengan benda bernama spoiler. Para penggila modifikasi lalu ikut-ikutan memasang di
mobilnya agar tampak keren dan mirip mobil balap. Alih-alih ikut balapan, keluar dari garasi saja sudah dihadang "polisi tidur". Berbeda dengan mobil balap yang memang ada fungsi khususnya yang sangat vital.
Seperti diketahui, mobil dapat menempel di permukaan jalan karena adanya gaya tekan ke bawah yang besarnya sebanding dengan massa mobil. Gaya tekan ini ternyata berkurang seiring dengan bertambahnya kecepatan mobil. Apalagi di lintasan yang menikung. Akibatnya, daya cengkeram ban mobil terhadap permukaan jalan menjadi berkurang dan mobil mudah tergelincir (sliding). "Tambah saja bobot mobil. Beres 'kan?" beres sih beres, tapi mau mobil bertambah lembam dan semakin sulit berakselerasi? Nggak mau 'kan?
Oleh karena itu, pemasangan spoiler pada mobil balap dimaksudkan untuk meningkatkan daya cengkeram ban tanpa harus menambah bobot mobil. Tugas semcam itu pada pesawat terbang diemban oleh sayap. Bedanya, spoiler menghasilkan gaya yang arahnya ke bawah, sayap pesawat menghasilkan gaya yang arahnya ke atas. Besarnya gaya ke bawah yang dihasilkan spoiler sebanding dengan kecepatan mobil. Mobil balap ber-spoiler yang melaju pada kecepatan 250 km/jam dapat memperoleh gaya tekan ke bawah hingga orde 3 G (gaya grafitasi). Dengan gaya tekan secaras itu, mobil balap Indy Car dapat berpacu di lintasan balap yang miring dan melingkar tanpa tergelincir.
Sayangnya, selain menghasilkan gaya ke bawah, spoiler juga menghasilkan drag yang cukup besar. Sebenarnya itu alamiah, tapi menghambat laju mobil. Karena itu, para pengembang mobil balap harus cermat menghitung drag/lift ratio, yaitu misbah antara perlambatan yang harus dialami mobil dan gaya ke bawah yang dihasilkan sebuah spoiler.
Jadi, tidak asal pasang. Semoga berguna dan tidak asal ikut buat gaya-gayaan.

Tidak ada komentar: